Salah satu aspek yang harus diperhatikan sebelum mengambil KPR adalah tenor kredit. Istilah tenor tentu sudah tidak asing lagi bagi Anda yang sering menggunakan kartu kredit. Tenor adalah jangka waktu pengambilan kredit yang biasanya dinyatakan dalam satuan bulan.Jika Anda ingin melunasi KPR, Anda bisa menentukan tenor kredit yang tentunya tergantung kemampuan dan keputusan Anda.
Sebelum memutuskan tenor mana yang akan diambil, perlu diketahui bahwa tenor panjang bisa bertahan dari 15 hingga 20 tahun, sedangkan tenor pendek bisa di bawah 10 tahun. Baru-baru ini, pemerintah berencana membuat peraturan baru yang memperpanjang tenor KPR maksimal hingga 30 tahun, perlu tahu pro dan kontranya.
Mengambil KPR Tenor Panjang
Mereka yang memilih tenor panjang kebanyakan memilih pendapatan bulanan tetap dengan nilai rata-rata. Syarat utama pengajuan tenor panjang adalah stabilitas pendapatan. Lembaga keuangan akan memperhitungkan pengajuan kredit yang diajukan oleh pekerja yang memiliki penghasilan tetap, seperti pegawai swasta berstatus tetap (PKWTT), pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/POLRI. Manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan KPR jangka panjang adalah sebagai berikut:
1. Uang muka yang minimal
Dengan uang muka yang lebih fleksibel, kemampuan Anda untuk membayar tentu lebih besar. Bank biasanya tidak akan mengizinkan uang muka minimum jika jumlah angsuran per bulannya tinggi dengan jangka waktu yang singkat. Hal itu karena pihak bank memperhitungkan semakin besar beban angsuran maka semakin besar pula risiko kredit macet.
2. Cicilan KPR ringan
Lembaga keuangan memberikan fasilitas uang muka dan cicilan yang rendah untuk menarik lebih banyak pembeli. Biasanya segmen yang dibidik oleh fasilitas ini adalah masyarakat kelas bawah sehingga lebih mudah untuk mendapatkan rumah. Sementara itu, lembaga pembiayaan bisa memetik keuntungan jika kredit berjalan lancar.
3. Tidak membebani penghasilan
Seorang karyawan tetap dapat memproyeksikan pengeluaran bulanan. Alokasi pengeluaran seperti makan, listrik, sandang, kredit kendaraan, jajan anak, pendidikan dan sebagainya. Cicilan KPR yang terlalu besar membuat Anda harus mengatur kembali keuangan Anda dengan ketat. Dengan hanya mengandalkan gaji pokok saja, Anda sudah bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari kerja lembur atau bisnis sampingan, Cicilan KPR bisa menghabiskan hingga 30-50% dari penghasilan bulanan Anda
Di sisi lain, KPR dengan tenor panjang memiliki kekurangan yang harus Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengambilnya. Bisa jadi dengan kondisi keuangan Anda, KPR bertenor panjang justru merugikan.
1. Beban bunga KPR tenor panjang
Semakin lama tenor yang diajukan, semakin tinggi pula bunga yang ditanggung. KPR dengan tenor 30 tahun akan mendapatkan bunga yang lebih rendah dibandingkan KPR dengan tenor 5 tahun. Suku bunga mengambang juga biasanya dikenakan pada cicilan dengan tenor di atas 5 tahun. Kenaikan suku bunga ini justru menambah beban biaya yang harus ditanggung debitur. Bahkan, biaya lain seperti asuransi, uang muka dan biaya administrasi lainnya juga harus diperhitungkan.
2. Menambah beban mental
Seorang debitur yang sudah puluhan tahun mencicil KPR akan menganggap hal ini sebagai beban. Satu-satu tidak lunas, rumahnya bisa disita oleh bank. Hal ini tentu saja menjadi beban pikiran debitur. Seorang karyawan akan berusaha mempertahankan pekerjaan yang ada agar kredit hipotek tetap lunas. Jika Anda mengambil cicilan 30 tahun, ketika hipotek dilunasi anak-anak Anda sudah dewasa. Usia sudah tidak muda lagi. Usia produktif Anda dihabiskan untuk membayar cicilan ke bank. Yakinkan Anda untuk menanggung beban ini.
Sebagai seorang optimis, utang ini bisa dijadikan sebagai teman yang telah memberikan solusi untuk mendapatkan rumah bagi keluarga Anda.
3. Harus waspada jika ada perubahan ekonomi
PHK massal bisa terjadi kapan saja jika perekonomian sedang lesu. Lonjakan suku bunga juga bisa terjadi kapan saja. Krisis moneter dapat mengancam dan menyebabkan krisis instan untuk hidup Anda.
Mengambil KPR Tenor Pendek
Tenor pendek ini diperuntukkan bagi Anda yang mampu membayar uang muka dan cicilan bulanan yang besar. Jangka waktu angsuran adalah 10 tahun atau kurang. Tenor pendek ini biasanya diambil oleh mereka yang berusia di atas 40 tahun, berprofesi sebagai profesional dan merupakan penghuni apartemen. Usia pensiun di Indonesia mencapai 55 tahun, sehingga tidak mungkin bagi orang yang berusia di atas 40 tahun untuk mengambil tenor yang panjang. Profesional biasanya mendapatkan gaji yang baik, tetapi kondisi kerja tidak tetap. Sementara umur ekonomis apartemen hanya 30 tahun, tentu bank tidak mau ambil risiko dengan tenor yang terlalu panjang.
Jika Anda memutuskan untuk mengambil tenor pendek, pertimbangkan keuntungan berikut:
1. Mengamankan pendapatan langsung dari investasi
KPR dengan tenor pendek cocok untuk profesional dan karyawan dengan pendapatan di atas rata-rata. Daripada menggunakannya untuk hal-hal yang tidak perlu, fokuskan penghasilan Anda untuk membeli properti dengan tenor pendek. Anda dapat tinggal di rumah ini sendiri atau menyewakannya kepada orang lain. Setelah lunas, nilai properti akan terus meningkat.
2. Lebih tenang dan bahagia
Tenor yang pendek tidak perlu membuat Anda khawatir akan bertahan hingga puluhan tahun. Anda juga akan dapat menyusun rencana masa depan yang lebih pasti dan mengalokasikan pendapatan untuk hal lain setelah cicilan KPR lunas. Anda bisa berlibur, membahagiakan keluarga, atau melakukan aktivitas lain di usia produktif.
3. Beban bunga yang ringan
Tenor yang lebih pendek berarti beban bunga yang lebih ringan. Misalnya, jika Anda mengambil tempat tinggal setelah dikurangi uang muka sebesar Rp. 200.000.000 dengan tingkat bunga 10 persen per tahun, artinya bunga yang harus Anda bayarkan sekitar Rp. 1,6 juta per bulan. Anda memutuskan apakah Anda ingin membayar bunga $1.600 per bulan selama lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan lebih lama.
Kerugian yang mungkin Anda alami jika mengambil tenor pendek adalah sebagai berikut:
1. Risiko kredit macet
Bank memperhitungkan risiko tenor pendek, yaitu kredit macet. Hal ini dikarenakan cicilan yang terlalu besar untuk dibayarkan per bulan. Misalnya, nilai hunian adalah Rp. 200.000.000 dengan tenor 5 tahun, artinya cicilan perbulannya sekitar Rp. 3,3 juta per bulan, belum termasuk bunga dan biaya lainnya. Dengan bunga Rp. 1,6 juta, artinya beban cicilan per bulan minimal Rp. 4,9 juta. Jika tidak bisa membayar, properti Anda bisa ditarik atau Anda harus repot menjual dan menggeser cicilan.
2. Keuangan harus diatur secara ketat
Karena biaya cicilan bulanan yang besar, Anda tidak memiliki keleluasaan untuk mengatur keuangan setiap bulannya. Ini berarti bahwa arus kas keluar Anda meningkat dan Anda perlu menjadikan pembayaran hipotek sebagai prioritas utama Anda. Anda harus berhati-hati jika tiba-tiba membutuhkan dana segar. Untungnya, situasi ini tidak harus berlangsung terlalu lama, dan jika sumber penghasilan Anda besar, Anda tidak perlu khawatir sama sekali.
Nah, itulah kelebihan dan kekurangan tenor panjang dan pendek yang perlu Anda ketahui sebelum mengambil KPR. Keputusan ada di tangan Anda.